Pengertian Dasar Kontaktor Magnet / Magnetic Contactor (MC)
Kontaktor Magnet adalah suatu alat yang sangat sering dipakai di industri. Industri-industri besar pasti sangat bergantung pada alat ini. Melalui alat inilah, kita dengan mudah dapat mengendalikan beban yang berat semacam Motor 3 Fasa.
Pada dasarnya, Magnetic Contactor ini sama prinsip kerjanya dengan sebuah Relay, menghubung dan memutuskan aliran listrik. Aktuatornya pun serupa, alat ini menggunakan suatu coil (kumparan) yang bila dialiri listrik kumparan tersebut memunculkan medan magnet. Nah, medan magnet inilah yang dapat mengendalikan kontak-kontak yang ada pada Magnetic Contactor.
Yang membuat Kontaktor Magnet berbeda dengan Relay adalah, Kontaktor Magnet mempunyai kontak NO utama, yaitu kontak yang mungkin dibuat khusus untuk mengontrol sebuah motor 3 phase. Agar lebih jelas, mari kita lihat skema fisik dari Kontaktor Magnet dibawah ini.
Disana kita bisa melihat ada Kontak Bantu NC, Kontak bantu NO, 3 kontak No Utama, , dan Koil Magnet.
Untuk Kontak NO Utama biasanya kontak ini dihubungkan ke Motor 3 Fasa. Sementara untuk Kontak Bantu NC dan NO dipergunakan untuk membantu pengoperasian suatu beban.
Kontaktor Magnet mempunyai 2 jenis. Yaitu Kontaktor Magnet DC dan Kontaktor Magnet AC. Perlu diingat, bila kita ingin memakai Kontaktor Magnet berjenis AC, kita harus mengetahui spesifikasi dari Kontaktor tersebut. Karna tegangan input untuk Kontaktor Magnet AC sangat bervariasi. Dimulai dari 110V, 220V, 380V, dan ada yang lebih tinggi lagi. Untuk itu, kita harus sangat berhati-hati dalam pemakaiannya.
Untuk Kontaktor Magnet DC sebenarnya juga memiliki input tegangan yang bervariasi. Mulai dari 5V, 9V, 12V, atau 24V. Walaupun tegangan inputnya kecil, kita pun harus berhati-hati. Karna input yang tidak sesuai pada spesifikasi dapat merusak alat tersebut.
STUDY PUSTAKA 3 FASA
fungsi TDR
TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis.
Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-lain.
Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik.
Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan memarik serta menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisisan kapasitor.
Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC.
Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.
Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki coil sebagai contoh pada gambar di atas adalah TDR type H3BA dengan 8 kaki yaitu kaki 2 dan 7 adalah kaki coil, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis relay timernya.
MCB merupakan kependekan dari
Miniature Circuit Breaker (bahasa Inggris). Biasanya MCB digunakan oleh pihak PLN untuk membatasi arus sekaligus sebagai pengaman dalam suatu instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga berfungsi sebagai pengaman beban lebih. MCB akan secara otomatis dengan segera memutuskan arus apabila arus yang melewatinya melebihi dari arus nominal yang telah ditentukan pada MCB tersebut. Arus nominal yang terdapat pada MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dan lain sebagainya. Nominal MCB ditentukan dari besarnya arus yang bisa ia hantarkan, satuan dari arus adalah Ampere, untuk kedepannya hanya akan saya tulis dengan A. Jadi jika MCB dengan arus nominal 2 Ampere maka hanya perlu ditulis dengan MCB 2A.
Beberapa manfaat (fungsi MCB) adalah sebagai berikut ini:
1. Pengaman hubung singkat
Hubung singkat atau konsleting memang kerap sekali terjadi di Indonesia. Tak jarang terdapat rumah atau pasar yang terbakar karena hubung singkat listrik. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hubung singkat, salah satunya adalah tidak digunakannya pengaman hubung singkat.
2. Mengamankan beban lebih
Biasanya pelanggan telah mengontrak listrik degan PLN, kontrak yang dilakukan adalah berapa daya yang dikontrak oleh pelanggan. Misalnya pelanggan mengontrak daya 450 maka jika daya yang digunakan sudah melebihi 450 secara otomatis MCB akan trip (putus)
3. Sebagai sakelar utama
MCB yang terpasang dirumah kita selain berfungsi sebagai Pengaman dari terjadinya hubung singkat dan beban lebih juga bisa difungsikan sebagai sakelar utama instalasi rumah kita. Jika kita ingin memasang lampu atau memasang kotak-kontak (steker) dirumah kita maka kita hanya perlu menggunakan MCB untuk memutus semua arus listrik didalam rumah.
THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR)
Gambar 1 : Thermal Over Load
.
Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang peka terhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang terjadi melebihi batas yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih.
.
Gambar 2 : Simbol Thermal Over Load
.
Gambar 3 : Kontak Thermal Over Load
.
Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang peka terhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang terjadi melebihi batas yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih.
.
Gambar 4 : Bagian-bagian Thermal Over Load
.
Gambar 5 : Fungsi Kontak Thermal Over Load
Karakteristik
- Terdapat konstruksi yang berhubungan langsung dengan terminal kontaktor magnit.
- Full automatic function, Manual reset, dan memiliki pengaturan batas arus yang dikehendaki untuk digunakan.
- Tombol trip dan tombol reset trip, dan semua sekerup terminal berada di bagian depan.
- Indikator trip
- Mampu bekerja pada suhu -25 °C hingga +55 °C atau (-13 °F hingga +131 °F)
Gambar 6 : Cara Kerja Thermal Over Load
.
Thermal overload relay (TOR) mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan ekonomis, yaitu:
- Pelindung beban lebih / Overload
- Melindungi dari ketidakseimbangan phasa / Phase failure imbalance
- Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase Loss.